(Not) Forever Young




Saya terinspirasi bikin postingan ini ketika di tengah-tengah saya lagi baca jurnal internasional dari Kenneth Waltz tentang Realist Thought and Neorealist Theory, saya lapar dan turun cari makanan ke warung tante yang jaga kost saya. Ketika saya mau bayar, ada seorang cewek yang tanya tentang kamar kost di pondok saya ke Tante. Dia tanya-tanya berapa harganya setahun, kamarnya segede apa, fasilitas yang ada, dan lain sebagainya. Lalu tante sebagai makelar kost, menjawab semuanya yang ditanyakan. Karena semua kamar di pondok kost saya itu penuh, Tante hanya bisa menggambarkan tipe kamarnya. Ketika saya menyodorkan uang, Tante tiba-tiba bertanya tentang kamar saya, kalau kira-kira bulan Agustus nanti saya akan perpanjang sewa atau tidak.

Bukannya saya tersinggung, tapi pertanyaan Tante itu agak bikin saya ngga enak. Memang saya ngga ada rencana untuk memperpanjang sewa di situ, tapi tetap saja, pertanyaan Tante seakan mengingatkan kalau saya sudah harus beranjak dari sini. Perasaan ini juga sering saya rasakan ketika saya di kampus, dan saya ngga kenal wajah-wajah mahasiswa satu jurusan di bawah angkatan saya, atau ketika saya menghadiri malam keakraban yang setiap tahun rutin diadakan oleh angkatan paling muda.

Saya merasa tua. Haha.

Ketika kampus rasanya jadi asing kalau teman-teman saya ngga ada di sana.
Ketika Tante atau Oom kost bolak-balik tanya, "Sudah sampai mana Kak skripsinya? Kapan lulus?"
atau ketika keluarga besar saya, yang mungkin sedang latah karena pernikahan yang tiap tahun terjadi, tanya, "Kapan kira-kira saya nikah?", "Orang mana calonnya?"

What the...

Seharusnya saya merasa biasa saja, namanya juga kehidupan, berputar terus. Kalau kata teman saya, itu karena saya tidak biasa dituakan, mungkin ada hubungannya karena saya anak paling bontot dalam keluarga. Selalu paling muda bagaimanapun juga. Namun kalau saya bilang, semua ini pasti gara-gara 'sindrom skripsi'. Ada yang tanya tentang kost, saya langsung merasa ngga enak. Melihat wajah-wajah mahasiswa di kampus, saya juga langsung ngga enak. Padahal, ini hanya tahap dari kehidupan. Mungkin saya masih belum bisa terima tanggung jawab setelah ini semua berlalu. Yah mau bagaimana lagi, jalani saja. Hehe.



One thing about life that never change, It Goes On, no matter what.





xoxo



Comments