CRASH!!

Beberapa hari yang lalu kakak laki-laki saya mengalami accident, mobilnya ditabrak sama motor, literally, bukan mobil dia yang nabrak motor. Kerusakan yang diakibatkan katanya lumayan parah, walaupun sampai saat ini saya belum lihat gimana. Tapi kalau dari harga yang harus dibayar ke bengkel buat perbaikan mobilnya mencapai angka 5 dengan 6 nol, ya… bisa dibayangkan agak parah juga sepertinya. Untungnya mobil kakak saya masih diasuransikan. Ironis juga sebenarnya, baru beberapa minggu yang lalu, kakak saya pergi ke bengkel asuransi untuk perbaikin semua semua penyok yang ada di mobil, karena batas asuransinya sudah mau habis. Ketika itu, setelah datang dari bengkel, mobil kakak saya mulus semulusnya. Hitamnya mengkilat, kayak baru lagi. Yah kecelakaan siapa yang tahu ya, baru beberapa hari kemudian mobilnya sudah harus masuk bengkel lagi. Untung asuransi masih berlaku. Seengganya, kakak saya ngga perlu mengeluarkan biaya angka 5 dengan 6 nol itu untuk biaya perbaikan, cukup dengan 5 nol aja. Itu juga seharusnya bukan kakak saya yang bayar, tapi si pengendara motornya itu…




Well sebenarnya menurut saya memang pengendara motor jaman sekarang sudah ngga bisa ditoleran lagi. Apalagi di Bandung. Perhatikan deh, motor-motor sekarang itu manuvernya udah kayak Valentino Rossi semua. Mending jalan punya sendiri, ini kan yang pake banyak. Begitu ada celah sedikit, motor maksa masuk, belok-belok sok cekatan. Kalau ada jalan dua arah yang lagi macet, apalagi. Motor-motor biasanya makan jalur sebelahnya yang berlawanan. Gimana ngga bikin pengendara yang lain, khususnya mobil, bikin eneg. Lagian bukan mobil saja. Saya, sebagai seorang pedestrian sejati, sangat terganggu sama pengendara motor sekarang. Kalau di lampu merah, motor sering banget ada di depan garis marka dan kadang malah di zebra cross. Bikin orang susah nyebrang. Coba saja, menyeberang di jalanan yang banyak mobilnya, sama menyeberang di jalanan yang banyak motornya, susah mana…??




Saya sebagai orang yang ngga bisa naik motor, memang ngga tahu gimana perasaan mereka sesungguhnya sampai bisa berkendara yang kadang ‘seenak udelnya sendiri’. Kalau terserempet atau ada gesekan sama mobil, pasti mereka yang melotot, kadang melihat pengendara mobil sampai 180 derajat, seakan pengendara mobil yang selalu salah, berani menenggor motor. Hal inilah yang menurut saya sangat sangat tidak adil. Selalu dan selalu dan selalu, setiap ada kecelakaan yang melibatkan mobil dan motor, kebanyakan yang selalu disalahkan adalah mobil. Mobil itu kan lebih besar, mobil itu kan lebih berbahaya, pengendara motor bisa mati kalau tertabrak, pengendara mobil kan belum tentu celaka kalau ada tabrakan. Dan bla bla bla lainnya. Sejujurnya saya sungguh muak mendengar hal ini. Karena saya sering sekali mengalami hal seperti ini. Motor tertenggor mobil yang kita naiki, selalu yang disalahkan mobil. Katanya ‘hati-hati dong kalau nyetir’, atau ‘punya rem ga sih?’ atau ‘lihat spion dong!’. Saya sangat penasaran, kalau ada reka ulang kejadian, atau seengganya saksi yang jujur dan ngerti aturan lalu lintas, mereka pasti sering lihat, kalau motor itu suka seenaknya berbelok, walaupun ngeliat mobil masih melaju. Atau motor yang menyalip mobil dari kiri, padahal mobil itu ingin belok kiri, hanya karena melihat celah sedikit saja dan merasa bisa mengambil kesempatan dan memotong jalan. Atau kalau ada kemacetan yang terjadi, dimana mobil otomatis selalu menjaga jarak dengan mobil lain. Namun ‘jarak’ atau ‘celah’ itu selalu dimasuki motor, tiada henti. Bagaimana bisa maju-maju kalau begitu? Belum lagi kalau ada yang ‘menggesek’ mobil, atau ‘menyenggol’ kaca mobil, motor-motor itu pasti hanya menoleh, dan sayonara, nasib anda saja jelek.
Pernah ketika itu, saya naik mobil bersama kakak laki-laki dan Ayah saya yang menyetir. Keadaan saat itu sedang macet, dan kami jalan ‘merayap’ (maju satu senti, rem, maju lagi, rem lagi). Dan ketika Ayah saya mulai maju lagi, ada motor yang menyambar celah di depan mobil kami. Dan alhasil bemper mobil pun jadi mangap, dan motor tertenggor. Sempat terjadi keributan juga karena pengedara motor itu ‘nyolot’ luar biasa. Mau tahu apa yang dia bilang?




Pengendara Motor: “Bapak hati-hati dong kalau bawa mobil!!!!
“Lihat spion dong!”


Ayah + Kakak Saya: “#%$^*$@%^&*%$%^*!!!” (saya ngga gitu nangkep mereka berdua ngomong apa karena mereka bicara barengan)


Penumpang Motor: “Bapak kan bawa mobil, pasti punya rem kan. Saya kan motor…” (dengan sikap yang agak menengahi)


Ayah + Kakak Saya: "#%#^#&^&##$$@!#$((^&%^$^FV$#%^#!!!"

Dan ujung-ujungnya kami dilerai dan motor itupun melaju dengan ‘jago’nya…
Buat para pembaca, bisa mengerti ngga keanehan kata-kata dari si penumpang motor, yang berusaha ngebela temennya si pengendara motor? Yup, dia bilang mobil punya rem, dan motor… Saya mau tanya motor ngga ada rem ya…???




Bukannya saya satu pihak mendukung mobil dalam kecelakaan apapun. Saya juga ngerti kalau ada mobil yang ugal-ugalan sepert misalnya sebagian besar angkutan umum yang menurut saya ‘egois’, mengejar setoran dengan tiba-tiba berhenti di jalur kiri dan bikin macet. Mending di jalur kiri, kalau tiba-tiba di tengah? Makanya saya yang mengeluhkan sikap angkot ini sadar diri untuk mencoba tidak mengatakan ‘kiri’ pada angkot yang saya naiki sampai saya lihat ada jalur kosong di sebelah kiri. At least ngga bikin macet jalanan. Coba anda pergi ke Jatinangor. Jalur dari arah Sumedang menuju Bandung kan pasti melewati Jatinangor, selalu macet. Selain tata jalannya yang menurut saya ‘buruk’ (Maaf kalau ada yang tersinggung, but that’s the fact). Dan kalau anda ke Jatinangor, pasti melihat kenapa selalu macet, angkot-angkot disana berjejer di jalur kiri semua. Menunggu para mahasiswa naik angkot. Kadang benar-benar berhenti di tengah jalan untuk menurunkan dan menaikkannya. Dan karena saya sering melakukan perjalanan Cirebon – Bandung, saya sangat sering mengalami ini.




Lalu lintas, adalah hal yang sangat krusial saat ini. Bagaimana lagi orang-orang dapat melakukan mobilisasinya kalau sarana dan prasarananya tidak tersedia dengan baik? Oke, andaikan sarana dan prasarana itu sudah sangat sempurna. Bagaimana dengan pemakainya? Menurut saya inilah hal yang sangat mendasar yang membuat jalanan macet. Bukan seperti di jalanan Jakarta, yang memang karena traffic light, tapi karena ada angkot ngetem, motor egois, dan ketidaksadaran lainnya yang menunjukkan bahwa ini adalah jalan public. Taati aturan lalu lintas, demi kebaikan bersama.




Saat ini saya belum mendapatkan solusi yang praktis dan cerdas untuk masalah ini. Namun yang saya dapatkan dari penglihatan saya setiap hari melihat lalu lintas yang ‘aneh’ di kota-kota di Indonesia, saya hanya punya beberapa masukan, yang mungkin anak SD pun dapat berikan. Well, at least I try…


1. Perbaiki sarana dan prasarana yang baik bagi pengguna jalan, baik motor, mobil, sepeda, atau pejalan kaki. Misalnya sediakan trotoar yang baik, yang tidak dihuni oleh pedagang kaki lima sehingga mengusir pejalan kaki ke jalan raya untuk diserempet motor dan angkot.


2. Sediakan jalur buat motor. Misalnya buat jalur seperti jalur busway yag berada di sebelah kiri jalur mobil, untuk jalan yang lurus. Sepertinya ini agak susah sih, mengingat nantinya bingung kalau motor-motor pengen belok kanan.


3. Sediakan shelter buat angkot, dengan jarak beberapa ratus kilo. Sehingga para mahasiswa atau pengguna angkutan umum ngga di sembarang tempat mengacungkan telunjuk kirinya, dan angkot pun punya tempat ngetemnya sendiri. Tentunya, shelter ini harus ada keamanannya. Ngga enak juga kalau shelter kayak gini isinya tukang hipnotis semua.


4. Buat jalur hijau. Zaman sekarang makin hari makin panas. Tanam pohon di sebelah trotoar atau di sebelah kiri jalan bisa buat adem siapa saja. Kan enak, walaupun harus macet, tapi suasananya adem karena naungan pohon. Pohon yang ditanam juga bukan pohon asal. Ada lho pohon yang memang khusus selalu digunakan untuk menaungi jalan, batangnya tidak terlalu besar, sehingga akarnya tidak merusak trotoar dan jalanan, namun memiliki ranting dan daun yang rimbun. Pohonnya juga tinggi, sehingga ngga ada bus yang nabrak dahannya. Tapi saya lupa nama pohonnya. Well, ya pohon apapun yang memenuh syarat di atas juga bisa dipakai kok.
5. Polisi lalu lintas. Buat saya adanya polisi lalu lintas itu bikin aman tapi bikin deg-degan. Karena mereka identik dengan yang namanya razia. Kalau identik begitu, berarti tandanya mereka tidak selalu ada bukan? Mereka hanya ada pada saat – saat tertentu. Karenanya, menurut saya diperlukan polisi lalu lintas yang cukup. Cukup jumlahnya, dan cukup gajinya, supaya mereka tetap bersemangat menghirup asap knalpot dan meniup-niup peluit. Tapi sejujurnya, saya selalu merasa aman kalau mereka ada di jalanan.


6. Pengendara motor harus belajar untuk mengendarai mobil. Hal ini buat saya perlu. Jujur deh, saya sih berpendapat kalau pengendara motor yang seenaknya sendiri itu, belum pernah namanya nyetir mobil. Mereka ngga tahu bagaimana dilemanya pengendara mobil kalau berhadapan sama motor. Di satu sisi, mereka harus berhati-hati sama motor, karena tingkat korban pengendara motor tewas itu jauh lebih besar dibandingkan pengendara mobil. Jadi mereka berhati-hati supaya ngga nyenggol motor, takutnya motor kehilangan keseimbangan, jatuh, eh kegilas mobil lain. Serem banget kan? Tapi di sisi lain, motor jadi seenaknya sendiri, karena melihat mobil akan selalu disalahkan kalau motor celaka. Jadi saran saya, coba deh beri kursus gratis pengendara motor untuk mengendara mobil sekali-kali. Biar dia tahu gimana seringnya pengendara mobil mengumpat kalau ada motor ngebut banget lewat di sebelahnya dan hampir nyenggol mobil dia.




Dan kembali lagi sama kasus kakak saya. Sebenarnya sih biasa saja kasusnya. Pengendara motor yang menabrak juga bertanggungjawab dan bersedia membayar ganti rugi, walaupun tidak semuanya karena ia tidak sanggup. Seengganya, sudah ada niat baik dan ngga menyalahkan mobil.




Dan dari kasus ini, saya hanya ingin mengingatkan, khususnya buat teman-teman saya pengendara motor, dan umumnya buat kita semua pengguna jalan, untuk saling MENGHORMATI pengguna jalan lainnya. Ngga pakai egois di jalanan, walaupun sebagian besar alasan orang untuk lebih memilih motor dibandingkan mobil adalah karena praktis, murah dan lebih cepat, namuuun lebih cepatnya itu jangan sampai merugikan yang lain. Terlebih untuk motor, kalau ada kecelakaan, kan yang paling banyak korbannya adalah si penumpang / pengendara motor. Jadi kalau anda mau ngebut dan berlenggak lenggok seperti Valentino Rossi di jalanan umum, berdoa dulu supaya anda ngga kaget kalau tiba-tiba bangun ada di rumah sakit, atau lebih parah lagi, bikin orang lain celaka.




Jadi, yah hanya ini yang mau saya sampaikan. Semoga yang membaca bisa tersenyum sedikit dan mungkin lebih baik, merenungkan dan membantu membuat lalu lintas kita jadi lebih baik.





XO








Ps:
kalau anda mengalami tabrakan dan bermaksud meminta ganti rugi pada pihak yang menabrak, JANGAN PERNAH BILANG ANDA MEMILIKI ASURANSI, dan JANGAN PERNAH MAU UNTUK DIAJAK KE BENGKEL YANG DIAJUKAN ORANG TERSEBUT KARENA TIDAK TERJAMIN.







Comments